Rabu, 27 Maret 2013

ikan tapah




Ikan tapah termasuk dalam kingdom Animalia filum Cordata subfilum Vertebrata kelas Actinopterygii ordo Siluriformes famili Siluridae genus Wallago spesies Wallago leeri. Di Indonesia khususnya di Riau dikenal dengan nama ikan tapah, hidup di Sungai besar dan Sungai kecil. Benih dari ikan tapah biasanya terdapat di muara sungai kecil yang terhubung ke sungai yang lebih besar. Pieter Bleeker merupakan salah satu ahli ikan yang sangat terkenal karena karyanya terhadap ikan di Asia Timur, di Indonesia dikumpulkan lebih dari 12.000 spesimen yang salah satunya adalah ikan tapah yang banyak terdapat di Museum Sejarah Alam di Leiden (Fishbase 2013).
Menurut Kottelat et.al (1993), Ikan tapah (W. leeri) merupakan salah satu suku dari Siluridae yaitu suku ikan berkumis air tawar, ciri khususnya adalah tidak mempunyai sirip lemak, tidak mempunyai duri pada sirip punggung dan sirip duburnya sangat panjang. Ukuran ikan dari suku ini sangat bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar. Ikan tapah merupakan salah satu ikan yang memiliki ciri-ciri tubuhnya pipih dengan ukuran maksimal 180 cm, dan mempunyai berat maksimal sampai 96 kg. Sirip dada berwarna hitam, bersifat demersal dan potamodromous. Mulut mencapai garis tepi di depan mata, mandibular barbel lebih pendek dari sirip perut. Ikan ini bersifat nocturnal, yaitu aktif pada malam hari. 
Ikan tapah merupakan salah satu jenis ikan ekonomis yang paling penting dari 31 jenis ikan yang berhasil diidentifikasi dari perairan Sungai Kampar Riau. Ikan ini sangat di gemari oleh masyarakat karena memiliki ukuran yang sangat besar (mencapai panjang 1,5 m dan berat 35 kg). Selama ini persediaan ikan tapah hanya di peroleh dari hasil tangkapan di alam, jika dilakukan terus menerus akan  dapat merusak kelestariannya bahkan menyebabkan punahnya ikan tersebut (Yurisman et al. 2010).