Riau
merupakan salah satu dari 33 Provinsi di Indonesia yang juga memiliki banyak
potensi kekayaan alam dengan sungai-sumgai yang berpotensi besarsebagai
pendukung perekonomian masyarakat dan pemerintah daerah Provinsi Riau. Diantara
sungai-sungai yang ada di Provinsi Riau, ada salah satu sungai yang terkenal
karena merupakan sungai yang terdalam di Indonesia yaitu Sungai Siak. Jika
dilihat bagian hulu Sungai Siak tersebut
terletak di Kabupaten Kampar tepatnya di Kecamatan Tapung. Kabupaten Kampar
memiliki sungai-sungai yang kaya dengan potensi alamnya, baik dari
sungai-sungai besar maupun sungai-sungai kecil. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Bappeda Kampar RT/RW 2000, Dinas PU/Kimpraswil Kampar dan Provinsi melalui
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar, tahun 2009, Kabupaten Kampar memiliki
554 sungai-sungai besar dan kecil, salah satu sungai kecilnya adalah Sungai
Kandis (Khairy 2012).
Sungai
Kandis merupakan salah satu anak sungai yang terdapat dibagian hulu Sungai
Siak. Sungai kandis letaknya jauh dari pemukiman warga sehingga sungai ini
sering menjadi tujuan favorit para pemancing untuk memancing ikan di sungai
tersebut, baik sebagai mata pencaharian perekonomian maupun sebagai hobi yang sekaligus menjadikan objek
pariwisata (Khairy 2012).
Sungai
Siak terletak di Provinsi Riau yang secara administratif berada di lima wilayah
kabupaten atau kota yaitu : Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota
Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Siak merupakan sungai
terdalam di Indonesia dengan kedalaman mencapai 20-30 meter dan lebar 100-150
meter sehingga mampu dilayari kapal-kapal besar (Pemerintah Provinsi Riau 2006
dalam Saputra 2010).
Menurut
Efrizal (1999), Sungai Siak merupakan salah satu sungai besar dari empat sungai
besar di Riau. Pada daerah aliran Sungai Siak berlangsung berbagai kegiatan yang
dapat menimbulkan polutan seperti limbah industri, perkebunan, limbah perkotaan
dan pelabuhan. Berbagai kegiatan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas air
Sungai Siak. Kondisi Sungai Siak terancam rusak sekarang ini, sehingga dapat
mengakibatkan hilangnya habitat alami bermacam-macam ikan khas Riau akibat
penurunan kualitas air.
Kerusakan
Sungai Siak berakibat pada rusaknya ekosistem yang berada di sekitar sungai.
Faktor penunjang yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan ekosistem
ini dikarenakan wilayah daerah aliran sungai (DAS) Siak merupakan daerah yang potensial
berkembang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat diketahui
dengan banyaknya indusrti seperti industri penambangan minyak buni, industri
pulp & paper, industri kelapa sawit, industri crumb rubber, plywood dan
sebagainya (Saputra 2010).
Mulyadi (2005) mengatakan bahwa bahan pencemar yang masuk
ke Sungai Siak ada yang berupa limbah cair, sedimen, nutrien, logam beracun, zat
kimia beracun, pestisida, organisme patogen, sampah dan bahan-bahan penyebab
turunnya oksigen terlarut dalam air. Beban limbah terbesar yang masuk ke dalam
Sungai Siak adalah limbah cair yang bersumber dari industri, rumah tangga,
perkebunan sawit dan pabrik makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar